Daya Saing

Daya saing (cornpetitiveness) telah menjadi satu kunci.. baik bagi masyarakat suatu perekonomian maupun individu dalam suatu tatanan ekonomi lintas negara. Bukan hanya perusahaan yang melakukan restrukturisasi atau membentuk jaringan aliansi untuk dapat bersaing. tetapi juga pemerintah untuk meningkatkan kinerja perekonomian dan menarik investasi ke dalam. Dengan demikian, yang harus bersaing bukan hanya perusahaan.l tetapi juga pemerintahan sebuah neigarapun harus melakukankanya. Karena itu pula. daya saing tersebut dapat dipandang dari dua perspektif yakni mikro perusahaan dan makro suatu perekonomian. Perbedaan perspektif ini tentunya mengharuskan adanya perbedaan dalam ukuran dan indikator yang digunakan untuk melihat daya saing tersebut. Selain itu, daya saing tersebut juga harus ditempatkan dalam konteks komperatif. dalam arti dia harus ditempatkan dalam konteksnya dengan perusahaan rdan atau negara lain. Daya saing adalah suatu konsep mekanisme untuk mempertimbangkan sekelompok indikator luar negeri yang menekankan pada kinerja relatif antar negara. Dalam perspektif makro. kemakmuran suatu negara; sebagai indikator kinerja suatu perekonomian tergantung pada kemampuan negara tersebut dalam menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan riil penduduknya (Lawton. 1999). Porter (1990) merumuskan daya saing tersebut sebagai kemakmuran ekonomi. dan hal ini sangat tergantung pada produktivitas penduduk suatu bangsa. Karena itu. produktivitas dipandang sebagai determinan utama jangka panjang bagi kenaikan standar hidup suatu bangsa. Sedang dalam perpektif mikro., indikator daya saing suatu perusahaan dilihat dari tingkat harga relatif. Tingkat harga relatif yang semakin rendah. menunjukkan tingkat daya saing perusahaan yang semakin tinggi. Pengertian relatif ini harus diartikan daiam kaitanya dengan berbagai atribut yang membentuk suatu macam produk. baik itu kualitas. desain. harga. kenyamanan dan atribut-atibut lainnya. Dengan demikian. esensi dari daya saing adalah biaya yang relatif rendah. Karena itu pula. Esensi peningkatan daya saing adalah penurunan ongkos. Dilihat dari esensinya tersebut. maka tidaklah bertententan gan antara perspektif daya saing dalam artian mikro dengan daya saing dalam artian makro. walaupun indikator dan ukurannya berbeda. Namun dari segi orientasi tidaklah beda. dan saling melengkapi. Daya saing juga bersifat dinamis. Semakin tinggi daya saing perekonomian suatu negara. semakin tinggi pula kemakmuran penduduk negara tersebut. Demikian pula. semakin tinggi daya saing suatu perusahaan. kinerja perusahaan bersangkutan juga semakin baik.

Dalam konteks ekonomi lndonesia.lperhatian terhadap daya saing tersebut sangat releiran.Setidaknya jika daya saing tersebut dikaitkan dengan dua hal berikut ini. Pertama berkaitan dengan arus liberalisasi perdagangan dunia. Ratifikasi persetujuan perdanganan multilateral yang tertuang dalam World Trade Organization (WTO) dimana Indonesia sebagai salah satu anggotanya. mempunyai konsekuensi bahwa lndonesiapun harus taat terhadap aturan-aturan didalamnya. Implikasi dari perjanjian tersebut adalah bahwa semua negara harus secara bertahap melakukan pengikisan terhadap proteksi-proteksi perdagangan antar negara. Kedua, kondisi internal industri Indonesia Jseeara umum masih tidak efisien. Akibatnya. jika harus memasuki tatanan perdagangan bebas. sangat mungkin perusahaan-perusahaan Indonesia di pasar internasional akan kalah bersaing.

Menurut peringkat terakhir dari IMD ~ World Competitiveness Yearbeok (2003). Daya saing indonesia masih berada pada urutan kes28 dari 30 negara yang berpenduduk di atas 20 juta jiwa; di atas Argentina dan Venezuela. Dengan demikian jelas apabila dibandingkan dengan Negara-negara terdekat seperti ASEAN adalah yang terendah.

Rendahnya daya saing ekonomi Indnnesia tersebut juga tampak dari indeks kinerja Investasi Asing masuk (Inwerd FDI Performance Index). Bahkan Indeks tersebut untuk Indonesia justru negatif. yang berarti justru terjadi net fereign entflew. Indeks ini menggambarkan kinerja penurunan relatif atau kenaikan relatif investasi asing di Negara bersangkutan.

Rendahnya tingkat daya saing perekonomian Indonesia tersebut menyebabkan investasi luar negeri ke Indonesia sangat rendah. bahkan menurun sejak tahun 1997. Tentunya ada banyak variabel yang menyebabkan investasi luar negeri yang rendah tersebut. Karena itu. salah satu strategi untuk menarik investasi ke Indonesia tersebut adalah dengan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Selain investasi luar negeri yang menurun., rendahnya tingkat daya saing perekonomian Indonesia tampak dari relatif rendahnya tingkat ekspor. Dibanding Negara-negara se’kavvasan ASEAN saja. tingkat ekspor Indonesia masih relatif lebih keeil dibanding Singapura. Malaysia dan Thailand . Hanya dengan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia akan meningkat dan mampu bersaing dengan Negara~negara lain.

Mengapa Harus Daya Saing _

Peningkatan daya saing perekonomian menjadi semakin relevan ketika tatanan perekonomian dunia semakin terbuka dan mengarah pada sistem ekonomi pasar sebagai sistem dominan dalam hubungan antar negara. Dipaeu oleh peranan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang roh utamanya adalah liberalisasi perekonomian dunia. persaingan antar negara menjadi semakin ketat baik dalam transaksi ekspor-impor. aliran investasi maupun transaksi pasar uang.

Terbentuknya berbagai kerjasama ekonomi regional seperti AFTA. N AFTA; Uni Eropa selain merupakan anti tesis terhadap globalisasi adalah juga merupakan praktik kerjasama ekonomi. yang senafas dengan liberalisasi. Karena itu. berbagai bentuk kerjasama ekonomi regional tersebut akan menciptakan persaingan yang lebih ketat pada kawasan bersangkutan. Dan karena globalisasi akan mendorong pasar kearah kesamaan harga. maka strategi untuk dapat memperoleh pasar harus mendasarkan pada strategi eosr management. inilah esensi daya saing tersebut; yakni harga relatif murah yang terbangun dari suatu proses keunggulan kompetitif (eompefitive advantage).

Memecah Lingkaran Setan

Lemahnya daya saing eknnemi Indonesia sudah bagaikan lingkaran setan yang sangat sulit dipecahkan, kecuali dengan usaha maha besar (big push strategy). Proses yang diyakini akan membawa berkah pemecahan untuk mengatasi lemahnya daya saing tersebut adalah pruses demokratisasi ekunnmi dan pnlitik. Demokratisasi eknnnmi. menempatklan asas keadilan (justice) sebagai pengatur mekanisme pereknnnmian. Dalam mekanisme keadilan. Pasar berperan sebagai pengatur sedang pemerintah berperan mengambil porsi dari kegagalan fungsi pasar dan menciptakan kendisi yang memungkinkan pasar bekerja secara fair: Peran politik adalah mengatur kekuasaan sehingga keadilan tersebut dapat dicapai.

Referensi

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:CUCN0aUWA4QJ:ejournal-unisnu.com/index.php/JDEB/article/viewFile/4/4+&cd=8&hl=en&ct=clnk&gl=id

Leave a comment